Setelah datang pada keesokan harinya, maka Hang Tuah pun membelah kayu api sebagai sediakala. Maka dengan takdir Allah ta’ala, orang mengamuk pun datang di tengah pasar, terlalu banyak orang mati dan luka. Maka segala orang berkedai itu pun meninggalkan kedainya, lari masuk ke dalam kampung. Maka gemparlah negeri Bintan itu, terlalu banyak huru-hara; orang pun lari tiada berketahuan. Maka kata orang lari itu , ” Hai, Hang Tuah, hendak matikah engkau tiada lari masuk ke kampung?”.................
Maka orang mengamuk itu pun datanglah ke hadapan Hang Tuah serta ditikamnya dada Hang Tuah, diparangnya oleh Hang Tuah kepala orang itu dengan kapaknya, kena kepalanya, belah dua, lalu mati. dipertubi-tubikannya. Maka Hang Tuah pun melompat menyalahkan tikaman orang itu. Maka Maka segala orang banyak itu pun semuanya heran.
”Bapak sih kurang usaha dan kurang kemauan!” Ia tertunduk malas dan lesu. Ini bukan yang pertama. ”Coba Bapak lebih aktif sedikit. Lebih bersemangat, begitu. Bayangkan, ini baru tanggal sebelas, dan kita sudah tidak punya apa-apa. Tukang kredit sudah berkali-kali menagih. Uang cicilan TV belum kita lunasi.”
Dua potongan wacana di atas menunjukkan adanya...
Perbedaan penggunaan konjungsi.
Hikayat tidak mencantumkan latar.
Hikayat bercerita tentang kepahlawanan
Hikayat bercerita tentang masalah keseharian
Cerpen tidak menyiratkan perwatakan.
Soal 2.
GADIS
(mengulurkan tangannya) Selamat tinggal dan terima kasih. Jasa mas terhadap saya dan ibu tak dapat rasanya saya balas. Dan saya ingin sekali dapat berbuatsesuatu untuk mas. Apa yang bisa saya lakukan?
SUDARSO
(memandangnya dan lambat laun mendapat pikiran) Ya, ya ada, hanya barangkali...
GADIS
Bilanglah
SUDARSO
Saya tak bisa mengatakannya. Tidak apa-apa. Pergilah!
GADIS
Katakanlah. Saya sedia melakukannya, karena......Katakanlah!
SUDARSO
(suara lemas dan putus asa) Selama beberapa bulan saya di penjara ini kaulah gadis yang pertama-tama saya lihat. Dan saya tak pernah rasa sangat sepi terutama tadi malam dan jika kau sungguh hendak berbuat sesuatu karena Mas Tono dan kau segera akan pergi dan saya tak punya ibu atau adik atau orang lain yang akan mengucapkan selamat tinggal pada saya – krena itu, kalau bisa-nyatakanlah sungguh-sungguh selamat tinggal pada saya- (dia sejenak memandangnya dan mengerti tersipu, dan mendekat. Sudarso memeluknya dan mencium keningnya dua kali parau). Selamat jalan, adikku.
GADIS
Selamat malam (dia mencoba tersenyum). Selamat tinggal.....................
John Galsworthy-Robert Midlemans – (Hanya Satu Kali)
Potongan drama di atas melukiskan...
A. kesepian
B. kasih sayang
C. kerinduan
D. ketegaran
E. ketabahan
Soal 3.
Konvensi penulisancerpen mengatakan bahwa dalam cerpen harus ada cerita, alur, latar, tokoh, dan karakter tokoh. Kata cerita perlu digarisbawahi. Kata itu erat kaitannya dengan narasi. Sebagaimana cerita umumnya disampaikan melalui narasi atau kisahan yang diperkuat dengan dialog/ percakapan antartokoh. Dalam cerita terdapat serangkaian peristiwa yang dikisahkan. Dalam kisah itu terdapat tokoh-tokoh yang beraksi. Aksi yang berlangsung dalam ruang dan waktu itu ditunjukkan lewat pengisahan dan percakapan.
”Ada apa, Mak?”
”Kakekmu, Nak. Nakal sekali. Semua sayuran dia singkirkan. Dikiranya aku tidak lihat. Padahal aku berdiri tepat di belakangnya. Ampun.”
”Ayahmu tuh, Mak!”
”Mertuamu, Pak”
Di atas tertuliskan potongan esei dan bagian dari sebuah cerpen. Dari potongan cerpen tersebut terbukti ada bagian yang tidak diikutkan dalam penulisan cerpen ekperimental tersebut, yaitu...
alur
pengisahan
tokoh
latar
perwatakan
Soal 4.
Hari ini hari Rabu, dan oleh karena itu, aku bekerja di ruang bos kami. Aku sengaja datang lebih pagi, dan setelah duduk baik-baik, aku mulai bekerja memperbaiki pena-pena. Direktur kami rupanya orang yang sangat pandai. Seluruh kamar kerjanya penuh dengan almari buku. Kubaca beberapa judul semua dalam bahasa Prancis dan Jerman. Tak ada sedikit pun sobekan kertas yang terserak. Semua buku terjajar rapi di alamari. Di tembok sebelah kanan meja kerja terpampang tulisan dengan pigura keemasan ’Anda bersahaja kami segan’.
Watak Direktur dalam paragraf di atas yaitu orangnya...
A. agresif
B. cekatan
C. penuh humor
D. disiplin
E. lembut
Soal 5.
Setting panggung drama Hanya Satu Kali pada dialog seperti soal 48 sangat tepat apabila digambarkan di...
A. dalam ruang penjara
B. ruang interogasi
C. ruang tunggu penjara
D. ruang depan kamar penjara
E. lorong penjara
Soal 6.
Buat Album DS
Seorang gadis lagi menyanyi
Lagu derita di pantai yang jauh
Kelasi bersendiri di laut biru, dari
mereka yang sudah lupa bersuka
Suaranya pergi terus meninggi
Kami yang mendengar melihat senja
Mencium belai si gadis pada pipi
Dan gaun putihnya sebagian dari mimpi
Kami rasa bahagia tentu ’kan tiba
Kelasi mendapat dekapan di pelabuhan
Penduduknya bersinar lagi dapat tujuan
Lagu merdu! Apa mengertikah adikku kecil
Yang menangis mengiris hati
Bahwa pelarian akan terus tinggal terpencil
Juga di negeri jauh itu surya tidak kembali (Chairil Anwar)
Chairil Anwar pada puisi tersebut terlihat gambaran sikap...
A. pesimistis
B. ragu-ragu
C. bimbang
D. optimis
E. serius
Soal 7.
Tak ada angin, tetapi selendang perempuan itu bagai melambai. Tak ada orang lain, tetapi bibir perempuan itu bagai tersenyum. Dan dengan langkah yang bagai tak menjejak tanah, perempuan itu masuk ke halaman masjid. Begitu mata memandang yang tampak indahnya birunya langit malam. Dari situlah kiranya sumber senyuman.
Kalimat sumbang dalam cerpen tersebut terdapat pada kalimat...
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
Soal 8.
Maafkanlah
Malam kelam ini
Hati sunyi sepi
Tiada lagi cinta
Dan asmara untukku
Maafkanlah sayang
Segala salahku
Kini tinggal kenangan
Semua telah hilang
Reff:
Biarkan daku sendiri
Walau kusadari kini
Semua hanya duka lara (chrisye – adjie soetama)
Lagu di atas menyiratkan makna ...
A. ketidakmampuan diri
B. kepasrahan pada keadaan
C. sakit hati
D. kecemburuan
E. penyesalan
Soal 9.
Solitude
Yang paling mawar
Yang paling duri
Yang paling sayap
Yang paling bumi
Yang paling pisau
Yang paling risau
Yang paling nancap
Yang paling dekap
Samping yang paling
Kau! (Sutarji Calzoum Bachri)
Pada puisi di atas terdapat majas...
A. simile
B. anafora
C. epifora
D. personifikasi
E. pleonasme
Soal 10.
Salju
Ke manakah pergi
Mencari matahari
Ketika salju turun
Pohon kehilangan daun
Ke manakah jalan
Mencari kehidupan
Ketika tubuh kuyup
Dan pintu tertutup
Ke manakah lari
Mencari api
Ketika bara hati
Padam tak berarti
Ke manakah pergi
Selain mencuci diri (Wing Karjo)
Bait tiga dan bait empat lebih dominan peran...
A. indera penglihatan, persamaan bunyi
B. indera peraba, imaji
C. indera peraba, pikiran
D. indera penciuman, persamaan bunyi
E. indera penglihatan, indera pendengaran
Soal 11.
Cermatilah kutipan puisi berikut!
Sajak Kita
Dik, pagi kita cerah
............
Dik, jika senja kita merah
Mungkinkah malam benderang dengan sinar mentari
Malam begitu indah.
Dik, rimba kita gersang Sanggupkah
kita menadah hujan-Nya Kelak kita
Dia curahkan diam-diam
Bagian rumpang puisi di atas dapat diisi dengan kalimat yang menekankan rima, yaitu dengan kalimat…..
A. Akankah hari ini kita indah
B. Pasti hati menjadi gundah
C. Mungkinkah harus marah
D. Hadapi dengan warna merah
E. Haruskah menambah darah
Soal 12.
KEPALA
(berputar diam di kursi) Duduk, Sudarso (dia mengunjuk kursi di sebelah kanan meja).
SUDARSO
Terima kasih (dia langsung menuju meja dan duduk tanpa basa-basi)
KEPALA
(Bersandar dan mengamatinya. Ulama berdiri agak ke belakang). Sudarso, kau sudah hampir empat bulan di bawah jagaanku dan kau sejak hari pertama sampai sekarang berlaku baik.
SUDARSO
(acuh tak acuh tapi sopan). Buat apa saya mesti mengganggu tuan.
KEPALA
Kau, tidak menimbulkan kesulitan apa-apa dan karena itu saya mencoba menunjukkan penghargaan saya padamu sepanjang yang dibolehkan undang-undang.
Pernyataan berikut sejalan dengan cuplikan naskah drama di atas, yaitu...
A. Sudarso berwatak lembut
B. Kepala mempunyai watak tegas
C. Watak kepala ditunjukkan oleh ajakan untuk duduk
D. Watak Sudarso terlihat saat menerima ajakan duduk
E. Watak Sudarso terlihat karena sebagai tahanan
Soal 13
Laut dan Langit
akulah laut
di pundak ombak
camar mari berpagut
Kaulah langit
atap melengkung
menaungi jambul bukit
antar Kau dan aku
berambulan desar darah
gelombang yang akhirnya memecah
bila laut terduga
langit tiada mungkinkah jarak
yang memmupus ya-Mu jadi tidak? (Rayani Sriwidodo)
Asal
(Sutardji Calzoum Bachri)
Asal haus itu air
Keringkan dahagamu
Asal demam itu obat
Karibkan sakitmu
Asal sampai sungsang
Balikkan tanyaMu
Kesamaan dua puisi di atas yaitu...
A. mengungkap nilai ketuhanan
B. adanya penggunaan rima
C. adanya penggunaan analogi
D. mengungkap lingkungan
E. terkait dengan nilai kepasrahan
Soal 14
ULAMA
Tidak sama sekali. Dan dia pun tak hendak menceritakannya. Dia ingin mati sebagai manusia yang akan tinggal rahasia bagi kita. Kadang-kadang saya pikir, bahwa dia juga merupakan rahasia bagi dirinya sendiri.
KEPALA
Oh, dia Cuma hendak membela orang lain. Namanya pasti bukan Sudarso, itu kami tahu dan kami juga tahu apa yang diceritakannya omong kosong sama sekali. Tetapi mengapa? Saya kira saya tahu dia hendak menutupi perbuatannya terhadap keluarga dan kenalannya. Banyak orang yang berbuat seperti dia, tapi belum pernah sampai begini. Apa yang kita tahu? Hanya, bahwa kita menghukum seorang manusia dan kita tidak mengetahui siapa dia sebenarnya, atau dari mana asalnya atau hal-hal lain tentang dia sesudah enam bulan.
Dialog drama di atas sedang memperbincangkan...
A. latar belakang salah seorang tahanan
B. kejiwaan salah seorang tahanan
C. kebohongan alasan pembelaan salah seorang tahanan
D. kepala bagian tahanan tidak percaya pada setiap alasan yang disampaikan tahanan
E. rahasia seseorang yang tetap sebagai rahasia bagi orang lain dan dirinya
Soal 15
Cermatilah dengan seksama drama satu babak yang berjudul “Janji Janji-Ibu Menteri”!
Pembantu menteri sedang merenungi kesalahannya di kursi yang biasa digunakan untuk rapat di ruang itu. Tidak lama kemudian terdengar suara riuh dari kejauhan. Suara itu membuatnya bertambah lebih panik. Ia pun lalu bersembunyi.
Pembantu Menteri : (Mendengarkan suara riuh itu dengan sungguh-sungguh). Waduh, cilaka! Aku harus segera bersembunyi. Tapi mau bersembunyi di mana? (Pembantu menteri lalu bersembunyi di balik meja kursi, sementara suara Josugih semakin jelas terdengar, Josugih, Parmingkem, dan Sugiyo naik ke panggung)
Josugih : Kita adili saja pembantu menteri itu. Sudah jabatan rangkap tiga, tapi pelitnya malah semakin menjadi. Biasanya cuma janji, janji, dan janji.
Parmingkem : Dan semoga saja, beliau tidak langsung terserang penyakit. Masalahnya para pejabat zaman sekarang, tiba-tiba mengidap penyakit kalau akan diadili. (Berkacak pinggang)
Sugiyo : Walaaah, yang bener? (Penasaran)
Parmingkem : (Sedikit jengkel) Sumprit, Sug. Setiap orang yang jajan di tempatku pasti mengeluhkan hal itu. (Sugiyo manggut-manggut)
Josugih : (Hidungnya bergerak-gerak seperti mencium bau sesuatu) Sebentar, sebentar, apakah kalian mencium bau balsam yang biasa dipakai pembantu menteri itu?
Semua : (Mencoba mencari arah/sumber bau balsem) E, …Lha dala! Sembunyi di sini to?
Pembantu menteri : (Dengan raut muka kusut dan malu, ia berdiri). Pada dasarnya aku sedang mencari cincin saya yang jatuh, kok. (gugup) Apa kalian sedang mencari saya?………… Dwi Emawati, Terampil Berbahasa Indonesia 3
Pesan tersirat yang dapat kita temukan adalah...
A. Bagaimanapun kesalahan tetap akan dapat terungkapkan.
B. Orang sebaiknya berbuat jujur agar tidak terjadi masalah
C. Jadi pejabat harus hati-hati agar tidak tersangkut tindak korupsi
D. Setiap masalah dapat mengakibatkan kehancuran karier
E. Orang hendaknya tidak tamak dengan jabatan
Soal 16
DR. Taha : (berdiri) Bekerja dalam vaknya saja. Habis perkara. Lain tidak. Tidak kurang
tidak lebih.
DR. Hak : Dan siapa akan mengerjakan yang lain-lain itu, pergerakan ini dan itu. Ingat,
intelek Indonesia hanya sedikit.
DR. Taha : Itu bukan perkara saya. Itu perkara orang lain. Dokter di Eropa toh juga tidak
turut dalam segala tetek bengek dan lihatlah kemajuan mereka. Ilmu kedokteran
mereka membumbung setinggi langit.
DR. Hak : (tersenyum) Seperti juga cita-cita kamu. Kamil?
DR. Taha : (menantang) Tentu, tentu, apa salahnya? Dan aku akan menandingi mereka
semuanya, biar dalam pengetahuan, biar dalam praktik sehari-hari
(Usmar Ismail – Intelek Istimewa)
Potongan drama di atas mengungkap...
A. ambisi jabatan
B. keserakahan idealisme
C. ketidakpedulian dalam berbangsa
D. idealisme dalam keilmuan
E. keilmuan dicari dengan kesungguhan
Soal 17
ISTRI RAKRIAN KANURUHAN
Seorang prajurit membawa berita, bahwa Seri Ratu telah mangkat dan Seri Paramesywari membunuh diri karena duka cita.
KERTAJAYA (memegang kepala Amisani)
Amisani! Amisani!
Sesudah termenung beberapa lamanya dengan marah.
Panewu, cari prajurit yang berjusta itu!
Panewu keluar dan datang kembali
BRAHMARAJA
Apa sebabnya prajurit itu menyampaikan kabar yang tidak benar?
PANEWU
Seri Ratu sebenarnya rebah, tetapi luka baginda tidak parah. Saya menolong Sang Prabu.
KERTAJAYA
Ah, mengapa tadi aku tidak engkau biarkan saja? (dengan sedih). Amisani!
BRAHMARAJA
Jikalau Amisani masih hidup, ia akan menderita sangat sebelum meninggal, karena penyakitnya tidak dapat sembuh lagi. Beginilah lebih baik.
KERTAJAYA (berdiri)
Amisani, Wulungan dan takhta hilang lenyap! O, Dewata. Ia bermenung seketika.
Panewu suruh pergi sekalian orang dari tempat ini dan keraton suruh bakar, karena kami ingin jenazah Paramesywari dan kami terbakar di sini juga. Dan lagi kami tidak suka Ken Angrok merampas keraton Panjalu. ( Sanusi Pane – Kertajaya )
Pementasan bagian cerita di atas lebih tepat apabila menggunakan setting...
A. dekat singgasana raja
B. kamar ratu
C. ruang depan keraton
D. pintu gerbang keraton
E. taman keraton
Soal 18
Mbah Pairo tidak ada hubungan keluarga sama sekali dengan keluarga Samiaji. Ia adalah wulu cumbu, jenis hubungan khusus dengan seseorang yang menekankan semacam sikap pengabdian tapi tanpa ikatan formal, Bapak Samiaji. Waktu mudanya Mbah Pairo memang menjadi kusir dokar. Samiaji tidak pernah tahu sejak kapan hubungan Mbah Pairo dengan keluarganya terjadi. Ia hanya ingat bahwa sejak dia kecil Mbah Pairo sering menggendong atau membawanya naik dokar ke mana-mana mengangkut penumpang.
Perwatakan Mbah Pairo ditunjukkan pada kalimat...
A. 1,2
B. 2,3
C. 3,4
D. 4,5
E. 2,5
Soal 19
”Soalnya memang bukan masalah tenggang rasa.” Samiaji mencoba menjelaskan pada Mariane. ”Semuanya memang sudah serba salah dari permulaan. Aku tidak mau menyalahkanmu dengan gagasan membawa anak kita ke mari supaya mengenal keluargaku dari dekat. Soalnya kita terlampau apologetik dan defensif sehingga agak susah untuk membina hubungan yang bebas dan sekaligus bisa menerima serta menghargai perbedaan-perbedaan yang ada di antara kita semua, tanpa harus berbasa-basi.”
Sebagai anak tunggal Mariane selalu merindukan hubungan kakak dan adik dan keluarga yang besar. Dan karena itu dia selalu berharap agar Samiaji lebih memperhatikan adik-adiknya yang berada di Indonesia.
Konflik yang terjadi pada potongan cerpen di atas adalah...
A. Marianne merindukan rasa kekeluargaan
B. Marianne tidak mau tinggal di Indonesia
C. Samiaji lebih senang apabila Marianne tetap tidak ke Indonesia
D. Samiaji malu terhadap keluarganya
E. Samiaji sangat membatasi anak-anaknya.
Soal 20
Berjalan di Belakang Jenazah
Berjalan di belakang jenazah angin pun reda
Jam mengerdip
Tak terduga betapa lekas
Siang menepi, melapangkan jalan dunia
Di samping: pohon demi pohon menundukkan kepala
Di atas: matahari kita, matahari itu juga
Jam mengambang di antaranya
Tak terduga begitu kosong waktu menghirupnya (Sapardi Djoko Damono)
Dari larik-larik puisi di atas dapat diungkapkan nilai...
A. sosial
B. moral
C. budaya
D. ketuhanan
E. kemanusiaan
Soal 21
Ini hikayat cerita orang dahulu. Sekali peristiwa Allah Subhanau wa ta’ala, menunjukkan kejayaannya kepada hamba-Nya, maka adalah seorang miskin laki bini berjalan mencari rezekinya berkeliling negeri Antah Barantah. Adapun nama raja di dalam negeri itu Maharaja Indera Dewa namanya, terlalu amat besar kerajaan baginda itu, beberapa raja –raja di tanah dewa itu takluk kepada baginda pada tiap-tiap tahun.
Jika kalimat hikayat di atas diubah dengan bahasa cerpen, kalimatnya adalah...
A. Adapun nama rajanya Maharaja Indera Dewa.
B. Terlalu amat besarnya kerajaan Maharaja Indera Bangsawan.
C. Suami istri itu berjalan mencari rezekinya berkeliling negeri Antah Berantah.
D. Beberapa raja di tanah dewa itu takluk pada kekuasaan Raja.
E. Sekali peristiwa Allah Subhanau wa ta’ala menunjukkan kepada hamba-Nya.
Soal 22
ISTRI RAKRIAN KANURUHAN
Seorang prajurit membawa berita, bahwa Seri Ratu telah mangkat dan Seri Paramesywari membunuh diri karena duka cita.
KERTAJAYA (memegang kepala Amisani)
Amisani! Amisani!
Sesudah termenung beberapa lamanya dengan marah.
Panewu, cari prajurit yang berjusta itu!
Panewu keluar dan datang kembali
BRAHMARAJA
Apa sebabnya prajurit itu menyampaikan kabar yang tidak benar?
PANEWU
Seri Ratu sebenarnya rebah, tetapi luka baginda tidak parah. Saya menolong Sang Prabu.
KERTAJAYA
Ah, mengapa tadi aku tidak engkau biarkan saja? (dengan sedih). Amisani!
BRAHMARAJA
Jikalau Amisani masih hidup, ia akan menderita sangat sebelum meninggal, karena penyakitnya tidak dapat sembuh lagi. Beginilah lebih baik.
KERTAJAYA (berdiri)
Amisani, Wulungan dan takhta hilang lenyap! O, Dewata. Ia bermenung seketika.
Panewu suruh pergi sekalian orang dari tempat ini dan keraton suruh bakar, karena kami ingin jenazah Paramesywari dan kami terbakar di sini juga. Dan lagi kami tidak suka Ken Angrok merampas keraton Panjalu. ( Sanusi Pane – Kertajaya )
Unsur drama berikut ini tidak tergambar dalam dialog di atas yaitu tentang...
A. penokohan
B. majas
C. amanat
D. tata kostum
E. latar
Soal 23
Karnasih : Risiko, ayah, risiko. Manusia menganakkan manusia dan iblis....
menganakkan
iblis!
Hendrapati: (tiba-tiba mukanya berubah) Karnasih!
Karnasih : Ya, ayah sangka, ayah bisa berkuasa atas semua orang, bukan? Ayah sangka
ayah memutar semua kunci dan berkata, ”Sezam buka pintu” dan pintu akan
terbuka, bukan?
Hendrapati: Kau......kau gila, Karnasih!
Karnasih: : Aku tidak gila sekarang, aku adalah anak ayah sejati sekarang! Pernahkah
ayah mendengar pepatah kita ”Guru kencing berdiri, murid kencing berlari?
Tukarlah sekarang guru dengan ayah, dan murid dengan anak!
Hendrapati: Memang kau sudah kemasukan setan Irwan.
Karnasih : (keras) Jangan disebut nama Irwan di sini! Ayah hendak berkuasa di mana-
mana, ayah hendak mencengkamkan kuku, semua orang bergaul dengan
ayah taklukkan. Tetapi awaslah pada suatu waktu tidak mengherankan jika
datang pembalasan!
Dialog drama di atas secara tersirat lebih menekankan gambaran...
A. perwatakan
B. latar
C. majas
D. tema
E. sudut pandang
Soal 24
Cermati awal perkembangan roman dan cerpen Indonesia!
Pada ragam karya sastra prosa timbul genre baru ialah roman, yang sebelumnya belum pernah ada. Buku roman pertama Indonesia yang diterbitkan oleh Balai Pustaka berjudul Azab dan Sengsara karya Merari Siregar pada tahun 1920. Roman Azab dan Sengsara ini oleh para ahli dianggap sebagai roman pertama lahirnya sastra Indonesia. Isi roman Azab dan Sengsara sudah tidak lagi menceritakan hal-hal yang fantastis dan istana sentris, melainkan lukisan tentang hal-hal yang benar terjadi dalam masyarakat yang dimintakan perhatian kepada golongan orang tua tentang akibat kawin paksa dan masalah adat.
Sebagian besar cerpen Angkatan 20 muncul sesudah tahun 1930, ketika motif
kawin paksa dan masalah adat sudah tidak demikan hangat lagi, serta dalam
pertentangan antara golongan tua dan golongan muda praktis golongan muda menang.
Bahan cerita diambil dari kehidupan sehari-hari secara ringan karena bacaan hiburan. Cerita-cerita pendek itu mencerminkan kehidupan masyarakat dengan suka dukanya yang bersifat humor dan sering berupa kritik.
Kebanyakan dari cerita-cerita pendek itu mula-mula dimuat dalam majalah seperti Panji Pustaka dan Pedoman Masyarakat, kemudian banyak yang dikumpulkan menjadi kitab. Misalnya:
(1).Teman Duduk karya Muhammad kasim
(2).Kawan bergelut karya Suman H.S.
(3).Di Dalam Lembah Kehidupan karya Hamka
(4).Taman Penghibur Hati karya Saadah Aim
Simpulan yang didapatkan dari paragraf di atas adalah…
A. Roman dan cerpen diawali pada Angkatan 20- an.
B. Munculnya genre cerpen karena orang tidak lagi membahas masalah adat dan kawin paksa.
C. Cerpen-cerpen Indonesia pada awalnya merupakan humor dan kritik dalam kehidupan berbangsa.
D. Pada awalnya, perkembangan roman dan cerpen Indonesia mengungkapkan kehidupan yang sederhana.
E. Pada awalnya, perkembangan roman dan cerpen Indonesia mengungkapkan kehidupan sehari-hari
Soal 25
Air Terjun Gunung
Jari runcing gadis
tiba
menyilang ke lambung
hingga pecah
oleh kilat deras
pedang
menghunjam keras
Hanya di kejauhan
tumpah air rahmat itu
sejuk
ke kalbu (Siti Zainon Ismail – Malaysia)
Puisi di atas mengabarkan ...
A. keindahan pemandangan
B. kesejukan air terjun
C. kesepian
D. kebahagiaan hati
E. kesucian hati