JAKARTA Polda Metro Jaya menerangkan, 134 orang terluka akibat tragedi kerusuhan Makam Mbah Priok. Mereka terdiri dari 10 anggota kepolisian. Dua di antaranya luka parah. 69 Polisi Pamong Praja dan 55 warga juga terluka.
Mereka dilarikan ke rumah sakit umum daerah Koja, Jakarta Utara, Rabu (14/4). “Mereka dirawat intensif,” jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Boy Rafli Amar, di Mapolda Metro Jaya. Semuanya akibat benturan dengan benda tumpul dan tajam. Dia belum mengetahui adanya petugas Sat Pol PP atau warga yang tewas akibat tragedi yang terjadi di Koja hari ini. “Ratusan warga dan petugas eksekusi terluka karena sosialisasi kurang,” ungkap Boy.
Dia mengatakan, jauh hari sebelum eksekusi sosialisasi sudah dilakukan, namun tidak menyentuh masyarakat. Dugaan juga muncul ada oknum yang memprovokasi. Oknum tersebut, jelas Boy, sengaja mengajak masa melawan. Namun, pihaknya mengaku belum mengetahui identitasnya.
Boy menerangkan, belum ada rencana penangkapan. Saat ini, jelasnya, semua pihak diminta untuk menahan diri. Sementara
Agar korban tidak bertambah banyak, Polda Metro Jaya merencanakan dialog dengan tokoh masyarakat di Balai Kota Pemda Jakarta. Yang hadir adalah pemuka agama, dan adat, Pejabat Pemda Jakarta, dan Polisi.
Selain itu, polisi terus melakukan pengamanan. Empat satuan setingkat kompi, yaitu 400 personel dikerahkan. Mereka mengamankan lokasi makam mbah priok. “Supaya anarkisme masyarakat tidak terjadi lagi,” terangnya.
Direncanakan, evaluasi Pol PP akan dilakukan mengingat penertiban yang mereka lakukan hari ini di Koja ricuh. Tragedi itu terjadi karena polisi tidak lagi sempat mengevakuasi Pol PP. “Warga sudah telanju mengamuk,” jelas Boy. Polisi tidak berdiri di barisan depan karena sifatnya membantu. “Pol PP lah yang terdepan, karena ini programnya,” terangnya.
Pagi itu polisi mengirim 3 kompi. Kemudian siangnya ditambah tujuh satuan setingkat kompi. Boy menerangkan warga tidak mengetahui Makam Mbah Priok tetap dijaga sebagai situs budaya. “Yang dieksekusi adalah bangunan liar yang luasnya 300 meter persegi di sekitar area makam,” tuturnya. Sayangnya, tambah Boy, warga memahami makam mbah Priok hendak dibongkar, dan itu salah.
Mereka dilarikan ke rumah sakit umum daerah Koja, Jakarta Utara, Rabu (14/4). “Mereka dirawat intensif,” jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Boy Rafli Amar, di Mapolda Metro Jaya. Semuanya akibat benturan dengan benda tumpul dan tajam. Dia belum mengetahui adanya petugas Sat Pol PP atau warga yang tewas akibat tragedi yang terjadi di Koja hari ini. “Ratusan warga dan petugas eksekusi terluka karena sosialisasi kurang,” ungkap Boy.
Dia mengatakan, jauh hari sebelum eksekusi sosialisasi sudah dilakukan, namun tidak menyentuh masyarakat. Dugaan juga muncul ada oknum yang memprovokasi. Oknum tersebut, jelas Boy, sengaja mengajak masa melawan. Namun, pihaknya mengaku belum mengetahui identitasnya.
Boy menerangkan, belum ada rencana penangkapan. Saat ini, jelasnya, semua pihak diminta untuk menahan diri. Sementara
Agar korban tidak bertambah banyak, Polda Metro Jaya merencanakan dialog dengan tokoh masyarakat di Balai Kota Pemda Jakarta. Yang hadir adalah pemuka agama, dan adat, Pejabat Pemda Jakarta, dan Polisi.
Selain itu, polisi terus melakukan pengamanan. Empat satuan setingkat kompi, yaitu 400 personel dikerahkan. Mereka mengamankan lokasi makam mbah priok. “Supaya anarkisme masyarakat tidak terjadi lagi,” terangnya.
Direncanakan, evaluasi Pol PP akan dilakukan mengingat penertiban yang mereka lakukan hari ini di Koja ricuh. Tragedi itu terjadi karena polisi tidak lagi sempat mengevakuasi Pol PP. “Warga sudah telanju mengamuk,” jelas Boy. Polisi tidak berdiri di barisan depan karena sifatnya membantu. “Pol PP lah yang terdepan, karena ini programnya,” terangnya.
Pagi itu polisi mengirim 3 kompi. Kemudian siangnya ditambah tujuh satuan setingkat kompi. Boy menerangkan warga tidak mengetahui Makam Mbah Priok tetap dijaga sebagai situs budaya. “Yang dieksekusi adalah bangunan liar yang luasnya 300 meter persegi di sekitar area makam,” tuturnya. Sayangnya, tambah Boy, warga memahami makam mbah Priok hendak dibongkar, dan itu salah.